Good morning beeeb, hari Sabtu nih beb, itu artinya WHITE ROSE Episode 8 udah siap tayaaaang hihihi.
Buat kamu yang baru pertama kali mampir ke Blog aku ini, cuss dibaca dulu Episode sebelumnya yaa, udah ada episode 1 sampe 7nya beeeb.
Buat kamu yang belum tau, ini Novelet bukan buatan aku yaa, tapi buatan bestieku hehe. cuss langsung aja yuk?
WHITE ROSE by Astrianti Nuraidan
“Kau…” ucap Yuda kaget menemukan wanita yang sepuluh tahun tak
pernah ditemuinya kembali.
Wanita itu hanya bisa terdiam membeku terlambat untuk
melarikan diri.
“Mawar… aku benarkan...” ucap Yuda sedikit ragu diakhir
katanya karna tak ada jawaban dari seseorang yang disapanya.
“Kau mengenalku?.” Tanya wanita tersebut menyoba mengelak.
“Walaupun sudah sepuluh tahun kita tak bertemu, tapi aku yakin
itu kau. Aku tak sengaja menabrakmu dan aku ingat betul kau Mawar penjual bunga
langanan Bundaku.” Yuda mencoba menjelaskan dengan semangat.
“Ah… aku ingat kau anak smp itu.” jawab wanita itu kini tak
bisa mengelak lagi dan membenarkan bahwa dirinya adalah Mawar yang dimaksud
oleh Yuda.
“benarkan.. aku tak mungkin salah, aku sangat senang bertemu
lagi denganmu tadinya kufikir mungkin benar aku salah orang ketika kau tak juga
menjawabku. Bukankah sepuluh tahun waktu yang lama tapi aku benar-benar hebat
masih mengingat wajahmu.” Yuda kembali bersemangat setelah yakin bahwa wanita itu
benar Mawar yang Yuda maksud berbeda dengan lawan bicaranya yang hanya terdiam
membisu.
“Kau masih saja seperti dulu, tak senangkah kau bertemu dengan
orang ganteng seasia ini haa… ha...” ucap Yuda melihat keterdiaman Mawar ia pun
mencoba bercanda.
“Haa…tak lucu ya... Mmm.. kau masih menjual bunga-bunga?.”
Yuda yang mengalihkan pembicaraan melihat masih tak ada respon dari ucapannya.
“Seperti yang kau lihat aku baru saja selesai mengantarkan
bunga.” kali ini ucapan Yuda dibalas dengan nada yang datar khas seperti Mawar
dalam ingatan Yuda sepuluh tahun yang lalu.
“Kau tak berubah sedikitpun.” Gumam Yuda yang masih bisa
didengar oleh Mawar.
“Haruskah aku berubah menjadi Hulk?.” ucap Mawar singkat.
“Bukan maksudku seperti itu, kau mendengar perkataanku padahal
aku hanya bergumam. Pendengaranmu sungguh luar biasa.” ucap Yuda yang entah
mengapa terselip nada kagum dalam kalimatnya.
“Sebaiknya aku pergi.” ucap Mawar yang ingin segera menjauh
dari Yuda.
“Tak bisakah kau tinggal sebentar, kita baru saja bertemu
kembali setelah sepuluh tahun.” Ucap Yuda pelan.
“Maaf aku harus pergi, bukankah kau sibuk? apa yang seorang
polisi lakukan dijam kerja seperti ini? Haruskah aku membuat laporan bahwa disini
ada seorang anggota polisi yang sedang asik mengobrol disini sementara diluar
saja banyaknya kasus kejahatan yang memerlukan bantuannya.” Ucap Mawar panjang
lebar.
“Darimana kau tahu aku seorang polisi?.” Tanya Yuda aneh dan
sedikit takjub benarkah itu Mawar yang dikenalnya dulu mendengar apa yang diucapkannya
cukup panjang.
“Seragammu tentu saja.” ucap Mawar singkat.
“Ah… seragam ini.. ku fikir kau membuntutiku.” ucap Yuda
kecewa dengan harapannya.
“Apa aku tak punya pekerjaan lain?.” ucap Mawar walau dalam
hati mengiyakan ucapan Yuda.
“Kau benar. Mm… sepertinya aku memang harus kembali bertugas.
Maafkan aku.” ucap Yuda ketika sadar akan waktu.
“kalau begitu aku pamit pergi duluan, sampai jumpa lagi nanti.”
ucap Mawar secepatnya berlalu pergi dari Rumah makan itu.
“Ya, sampai jumpa lagi.” balas Yuda meskipun tak rela. Tapi
dalam hati Yuda sangat senang dengan ucapan Mawar tadi yang menurutnya mempunyai
arti bahwa mereka akan berjumpa lagi.
“Harusnya aku menanyakan alamatnya atau setidaknya nomor
telponnya.” ucap Yuda ketika sadar kini Mawar sudah tak terlihat keberadaannya.
“Bagaimana kita berjumpa lagi kalau aku tak mengetahui apapun tentangnya.”
gumam Yuda merutuki diri atas kebodohannya yang tak menanyakan pada Mawar.
“Maaf pak, apakah wanita itu seorang buronan?.” Tanya pemilik
Rumah Makan tersebut karena mendengar seorang polisi yang seperti memerlukan
alamat seorang wanita yang merupakan penjual bunga langanannya.
“Anda mengenalnya Nyonya?.” Ucap Yuda yang malah balik
bertanya.
“Tentu saja tidak, aku warga negara yang taat akan hukum. Aku
hanya berlanganan bunga padanya pak, memang sih dilihat dari prilaku kebiasaan
wanita itu. Walaupun aku hanya beberapa kali bertemu dengannya, menurutku dia
sedikit aneh membuatku sedikit mencurigainya. Mungkin kah dia seorang spikopat,
penipu cantik, atau mungkin seorang simpanan suami orang yang berhasil membunuh
istri pertamanya?.” Pemilik Rumah makan itu menjawab dan sepertinya membuat
karangan cerita sendiri seolah dia adalah yang tahu segalanya.
“Maaf nyonya.. khayalan anda terlalu jauh .” ucap Yuda
menghentikan cerocosan imajinasi pemilik Rumah makan tempat ini.
“Ah.. bukan yah…. Sepertinya aku terlalu banyak menonton berita.”
ucap Pemilik Rumah itu sedikit kecewa dengan idenya tadi.
“Dia kenalan lamaku, aku kehilangan kontak dengannya.
Seharusnya tadi aku meminta alamat atau nomor teleponnya tadi.” ucap Yuda dengan
cepat menjelaskan sebelum Pemilik Rumah Makan ini mulai berhayal terlalu jauh
lagi.
“Aku memiliki kartu namanya, kalau pak Polisi mau. Sebentar
aku ambilkan.” ucap Pemilik Rumah Makan itu sambil pergi membawa kartu nama
Toko bunga yang dimaksud terletakkan dimeja kasir agar memudahkannya dalam
memesan bunga untuk menghiasi Rumah makannya untuk menarik hati pembeli yang
sedang makan di tempat miliknya.
“Terimakasih atas bantuan besar anda.” ucap Yuda yang kini
tersenyum lebar.
“Tebakanku kali ini pasti benar.” ucap Pemilik rumah kembali
mengeluarkan idenya.
“Mungkin anda salah juga kali ini.” ucap Yuda mengingat tadi
khayalan sang Pemilik Rumah Makan ini bukan main-main melanturnya.
“Dia pasti calon pacar andakan.” ucap Pemilik Rumah Makan itu
dengan nada genitnya menggoda Yuda yang wajahnya mulai berwarna merah.
“Ah…. Itu… mmm… kuharap juga begitu.” ucap Yuda pelan sedikit
malu dengan ide itu.
“Haha… dasar anak muda zaman sekarang Malu-malu kucing.
Berbeda dulu denganku. Tahukah kau dulu suamiku langsung datang melamarku pada
pertemuan yang kedua setelah kami berkenalan. Dia dengan gentlenya datang
kerumah bersama kedua orang tuanya bermaksud untuk melamarku. Bahkan waktu itu
usiaku belum genap delapan belas tahun.” ucap sang Pemilik Rumah kembali
mencerocos dengan memulai menjelaskan masa lalunya.
“Maaf nyonya saya harus menyela, saya benar-benar harus kembali
bertugas.” Yuda segera menyela perkataan sang Pemilik Rumah karena sepertinya ceritanya
tak akan berakhir dengan cepat.
“Oh benar maafkan aku, anda seorang Polisi bukan ibu-ibu rumpi
teman saya haha… maafkan saya.” ucap Pemilik Rumah itu sedikit malu.
“Sekali lagi terimakasih atas informasinya, saya pamit kembali
bertugas.” ucap Yuda langsung pergi setelah membayar dan tak lupa membawa makan
pesanan Farhan dan juga tanda maaf untuk Puji.
“Sepertinya aku melihat Yuda yang berbeda hari ini, kemana
Yuda yang tadi pagi bak mayat berjalan?.” ucap Farhan saat melihat Yuda yang
baru saja datang dengan muka yang berseri-seri berbeda ketika ia pergi.
“Kau bicara padaku?.” ucap Yuda polos.
“Pada siapa lagi, Pada hantu?.” Ucap Farhan mulai geram.
“Ha..ha...” Yuda hanya bisa tersenyum bodoh.
“Kau gila? Apakah disana kau bertemu dengan setan perawan?
Oh.. aku ingat kau pasti menjadi seperti ini karna bertemu Mba Atun di pintu
masuk depan kantor kan.” ucap Farhan sambil tertawa girang sambil memikirkan
Yuda digoda Mba Atun.
Mba Atun adalah janda anak dua yang berpenampilan nyentrik
yang selalu menggoda Yuda. Mba Atun tergila-gila padanya setelah ditolong oleh
Yuda menghadang pencopet yang akan
menjambretnya kala itu.
“Sepertinya Yuda seorang pahlawan untuk Mba Atun atau mungkin
Yuda bisa menggantikan mantan suaminya yang sudah tiada” fikiran Farhan
membuatnya tertawa terbahak-bahak.
“Sepertinya bukan aku yang gila, tapi kau.” ucap Yuda yang
aneh dengan kelakuan Farhan.
“Aku tak gila, aku hanya membayangkan kelak aku akan
mendapatkan undangan pernikahanmu dan Mba Atun.” ucap Farhan masih dengan
tawanya.
“Kau benar-benar tidak waras, lebih baik aku menikah dengan
Mawar dari pada dengan Mba Atun.” Ucap Yuda menolak tawaran Farhan yang tak
masuk akal untuknya.
“Aku lebih baik menikah dengan manusia meskipun pilihannya
hanya Mba Atun, dari pada menikah dengan sebuah bunga.” ucap Farhan yang kini
mulai lelah tertawa.
“Aku setuju, kau dengan Mba Atun dan aku dengan Mawar, ku
tunggu surat undangannya oke.” ucap Yuda yang kini mulai tertawa dengan idenya.
“Hei aku cuman berandai, bukan berarti aku ingin menikah
dengan Mba Atun.” ucap Farhan yang kini tak terima dengan ide Yuda.
“Dan Mawar bukan benda sejenis tanaman tapi dia seorang perempuan
yang sangat cantik.” ucap Yuda menyela ketika Farhan akan berargumen kembali,
Yuda tak terima dikatakan menyukai sesuatu selain manusia.
“Oowww… ternyata selama ini kau sudah mempunyai tambatan hati.”
ucap Farhan yang kini mengerti ucapan Yuda sambil mengerakkan kedua alisnya
bermaksud menggoda Yuda.
“Hah..” Yuda baru menyadari ucapan spontannya.
“Ei… kenalkan padaku! Aku penasaran secantik apa sih sampai
membuat seorang Yuda yang biasanya tak menyukai wanita manapun tiba-tiba kini
telah mengumumkan akan menikahinya.” ucap Farhan keheranan.
“Bahkan dulu waktu aku akan mengenalkan pada sepupuku yang
cantik seperti model saja kau menolak mentah-mentah tawaranku.” ucap Farhan
mengungkit masalah yang dulu-dulu dengan mengurutu, Farhan kecewa dulu dengan
Yuda soalnya dulu sepupunya marah padanya karna Yuda terus saja menolak
berkenalan dengannya.
“Bukan maksudku menolak tawaranmu dulu hanya saja… aku…..”
Yuda tak berani meneruskan ucapanya.
“Karna kau sudah menunggu seseorang yang sudah kau suka dari
dulu kan.” ucap Farhan yang kini mulai mengerti perasaan Yuda.
“Bisa dibilang seperti itu.” Yuda yang tak mengerti akan
perasaannya kini, seharusnya ia lebih fokus pada tujuan. Tapi saat tadi bertemu
dengan Mawar tujuannya kini sepertinya tak terlalu penting baginya.
“Baiklah, semoga kau beruntung dengan seseorang yang bernama
Mawar itu.” ucap Farhan tulus.
“Terimakasih atas dukunganmu.” ucap Yuda.
“Kau tak lupa dengan alasan kau pergi keluar kantor pada jam
bekerja kan.” Ucap Farhan kini ingat.
“Satu untukmu, ngomong-ngomong dimana Puji?.” ucap Yuda sambil
memberikan satu bungkus makanan untuk Farhan.
“Terimakasih, seperti biasa dia sudah diruangnya, sejak awal
kedatangan kalian dia sudah mulai fokus berusaha memecahkan kasus yang tadi kalian
bawa.” ucap Fahan menerima makanan dari Yuda berlalu pergi untuk mencari tempat
yang enak untuk menikmatinya.
“Sebaiknya aku segera kesana.” ucap Yuda kini menyadari bahwa mereka mempunyai sebuah kasus untuk mereka pecahkan dalam seminggu ini.
Karena seorang Mawar, Yuda kembali menjadi ceria y. Sepuat apa wajahnay sebelum bertemu kembali dengan Mawar? :)
ReplyDeleteSepertinya menarik nih ceritanya mawar dan yudha :) musti baca dari episode satu dong kalau gitu :)
ReplyDeletecuss meluncur ke episode sebelumnya hihhi
DeleteYaah belum baca episode satu udah episode delapan aja. Kayanya seru nih kalau diikutin hehe
ReplyDeleteMawar karakternya agak jutek-jutek tapi gemesin gtu ya... hahaha seru mba ini. Harus baca dari episode satu kayanya. Aku ikutan tegang di dialog antara Yuda dan Farhan ��
ReplyDeleteNitip jejak dulu. Soalnya emang belom baca episode sebelumnya. Saya ubek dulu nanti balik lagi hehehe
ReplyDeletekurang panjang kak,,,,haha aku menikmati membacanyaa eh tau-tau udh selesai aja,,panjangin lagi donk hihi
ReplyDeletekalau di bikin webtoon seru nih kayaknya karena bisa liat langsung raut wajah yuda :)
ReplyDeleteAku jadi inget ikutan kelas menulisnya Raditya Dika kemarin. Temen mbak ini sudah menerapkan bbrp prinsip menulis cerita yang aku pelajari di sana: salah satunya menulis dalam kalimat aktif. Seru mbak. Jd penasaran pengen tau lanjutannya :D
ReplyDeleteSemakin penasaran sama cerita, apakah di wattpad atau Webtoon gitu sudah upload di sana jugakah?
ReplyDeleteWuidih...udah sampai episode 8 aja nih. Terus apa kabarnya saya yang bacanya lompat lompat episode wkwkwk.. mesti ulang dari awal nih~
ReplyDeleteAku penasaran nih dengan sosok Yuda kayak gimana yaaa.. Mawar kok gitu sih nyuekin Yuda padahal udah disamperin gitu.
ReplyDeletemskin penasaraan dengan kelanjutannya Demiaaa...si mawar nih dingin - dingin acuuuuh ya mbaaa
ReplyDeleteAku ingeett..awal-awal kisah Yuda dan Mawar.
ReplyDeleteSemoga Yuda kembali menemukan kebahagiaannya.
Ketemunya 10 tahun setelah Yudha SMP, apakah Mawar usianya sudah jauh lebih senior ya usianya? Duh, pantesan dikacangin si Yuda sama si Mawar hihihi....
ReplyDeleteAku kudu baca episode sebelumnya deh
ReplyDeleteSoalnya penasaran sama Yuda aku
Pas liat mawar langsung deh keinget durinya, menanti episode selanjutnya ya..
ReplyDeletewah ini serial ya, aku ketinggalan xD kepo deh aku dgn sosok mawar dan yuda ini, hihi
ReplyDeleteAku penasaran nih sama yudha. Kalau mau baca episode sebelumnya dimana?
ReplyDelete